Rabu, 30 September 2009

SNOW WOOKIE (part.2)


13 tahun kemudian.... (itu lama yoh...) Snow Wookie telah menjadi gadis *kegadisannya diragukan* yang cantik. Kulitnya yang putih kemerahan menjadi sangat indah, dan rambutnya yang hitam menjadi sangat menyerupai bingkai jendela itu.


......


(Kalau bukan yang di dekat kasurnya Shindong berarti yang mana?)


Ketika ratu baru *sudah 13 tahun, sudah lama berarti yah..* ralat,....

Ketika ratu Chullie yang udah bangkotan itu mencoba berkata pada cermin, ia terkejut.

Oh cermin yang tergantung di dinding, siapakah wanita yang paling cantik?”

Saiki sanes panjenengan malih ingkang paling kenes. Nanging Snow Wookie” Ujar si Cermin, panjang lebar.

Apa? Mengapa bicaramu berganti jadi sangat terlalu begitu sungguh panjang sekali? Pendek aja aku nggak ngerti artinya!” geram Ratu Chullie


Sementara itu, Raja Leeteuk yang diam-diam nguping dari rak pakaian dalam ratu Chullie, terlihat cukup kecewa.

Kenapa ia tidak suka dengan cermin say-you-about-car-to-heart-heart-in-the-road-when-road-aspal-lunyu-lan-can-kpleset yang baru? Padahal cermin itu lebih mahal! Belinya di tanah abang lagi”


( Ai : heh.. yang suka beli di tanah abang itu Chullie, bukan kamu!!!)

( Assri : Loh... ngapain kamu ikut nongol disini?)

( Ai : Ah... Cuma silaturahmi)

( Assri : Owh.. ayo mampir dulu, nanti saiia buatkan teh)


Loh?? Oallah.... kenapa malah jadi acara ngormatin tamu? Ck...ck...


Ratu Chullie menjadi marah kepada Snow Wookie karena namanya disebut di cermin. Ia pun menyuruh Kim Kibum untuk membunuh Snow Wookie dan membawa hatinya sebagai bukti.

Hei, Ki! bunuh Snow Wookie dan bawa hatinya kesini.” Perintah Ratu Chullie sambil mengibas-ngibaskan rambut panjangnya yang abiz di kramas.

Kok aku dipanggil Ki, sih? Emang aku aki-aki? Ya udah, nggak papa, nggak ada yang senang kalau aku hidup.” *mau bunuh diri, tapi cluritnya lupa diasah* Kim Kibum lalu pergi dengan langkah lemas.

SW.SW.SW


Tidak butuh waktu lama untuk Kim Kibum menemukan Snow Wookie (hanya beberapa detik saja malah), Snow Wookie ternyata berada di depan pintu kamar ratu.

Hai, Kim ! Mau nemuin mama ya?” Tanya Snow Wookie sambil mbenerin kepangan rambutnya yang ngendur.

Mengapa sekarang aku dipanggil Kim? Emang aku Kim Sharma bintang film India itu? Huh.. emang Nasibku…” Kim Kibum ngeluh lagi...

Kenapa, Kim?” Tanya Snow Wookie lagi, kali ini sambil mbenerin bulu mata palsunya yang copot. (hey... kenapa Snow Wookie ganjen gini?)

Nggak papa, kalau gitu aku nemuin mamamu dulu ya…” Kim Kibum bingung sendiri.

Oke deh kalau gitu…” Sahut Snow Wookie, kali ini sambil mancung-mancungin hidungnya yang minggu lalu baru di oprasi plastik.

Kim Sharma.... eh... Kim Kibum denk!! Kemudian kembali ke kamar ratu Chullie.


Ratu mencari saya? Atau saya mencari ratu?” Kim kibum yang balik lagi ke kamar Ratu Chullie mulai ngaco.

Lho, udah kembali kamu. Gimana Ki? Udah dapet hatinya Snow Wookie?” Tanya Ratu Chullie sambil nge-resleting bajunya.

Eh, hati? Hati… Oh! Emh… Anu…itu... jadi gini...” Kim Kibum bingung mau ngomong apa, dan malah jadi gelagapan gara-gara tadi sempet liat punggungnya Ratu Chullie yang mulus.

Wow! Apakah bola yang kamu pegang itu hatinya Snow Wookie? Bagus sekali kerjamu. Nanti bayarannya kukirim ke rekeningmu. Fufufu...” sang Ratu tersenyum puas.

Kim Kibum heran, ratu Chullie kan tau kalo ini bola? Tapi nggak papa lah, setidaknya ia nggak jadi membunuh seseorang, ia takut dosa. Kalo dosa ntar masuk neraka, kalo masuk neraka ntar disiksa. Hu...hu...

Tiba-tiba Snow Wookie masuk kamar ratu Chullie sambil mbawa raket and bulu ayam. Heh? Bulu ayam? Kemoceng donk? Ya ampun, bukan..... maksudnya bawa shuttelkok.

Mama, Snow Wookie mau main dulu ya…”

Baiklah, Snow. Hati-hati ya…”

Dah mama…”

Dah Snow…”

Kim Sharma... ya ampun... maksudku Kim Kibum yang melihat itu lagi-lagi heran, kayaknya ada sesuatu yang janggal. Apa ya?? …... Sudahlah.


....................


.....................


.....................


..........................


( Yunho : Kok habis? *alis kanannya naik gara-gara bingung*)

( Assri : Lho, katanya ‘sudahlah’!! ya sudah, sudah habis )


.....................


.........................


( Purwita : Yaaa… Nggak bisa gitu Donk!! Ayo lanjutin!! *maksa*)


Kemudian Snow Wookie yang kesepian di hutan, kebingungan.

(Kok Snow Wookie bisa di hutan? Sebelumnya dia kan di istana?)


.............


Kemudian Snow Wookie yang kesepian di istana, kebingungan.

(Di istana kok kesepian? Rame kok...)


...............


Kemudian Snow Wookie yang tidak kesepian di istana, kebingungan.

(Nggak kesepian kok kebingungan?)


................


Kemudian Snow Wookie yang tidak kesepian di istana, tidak kebingungan.

(Kalau nggak kebingungan trus mau ngapain?)


...............


Kemudian Snow Wookie kebingungan, bagaimana bisa dia yang sebelumnya berada di istana yang tidak sepi, jadi tidak membuatnya kebingungan. tiba-tiba berada di hutan yang sepi yang membuatnya lebih bingung lagi.

(ya ampun... apaan sih? GeJe)


..................


Hari sudah semakin sore, Snow Wookie yang tersesat di hutan kebingungan, dia terus.... terus.... dan terus.... berlari.

Bagaimana ini, hari semakin sore, garis finisnya masih tidak kelihatan…” Gumam Snow Wookie sambil terus berlari.


(Please deh!! Jangan becanda mulu. Lanjutin critanya!!)

Setelah lama berlari, dia melihat pondok yang ukurannya kecil, pondok itu sangat sungguh terlalu amat kecil, sehingga semua perabotannya ditaruh di luar. Disana ada meja yang diatasnya ada 7 piring kecil dengan warna berbeda-beda

- merah

- merah kemerahan

- merah kemerah-merahan

- merah berpolkadot merah (perasaan kayak motif bikininya siapa... gitu..)

- merah bergaris merah

- putih berlapis merah

- hitam yang dicat merah.

Di atas piring itu hanya ada tepung, tepung, dan tepung.

Apaan sih ini? Semua piring kok isinya tepung? Nggak ada sendok lagi, adanya sumpit.” Tapi bagaimanapun juga, karena ia kelaparan semua tepung itu dimakannya (dengan sumpit). Kemudian ia tertidur karena makan puding rasa obat tidur.


SW.SW.SW


Bersambung lagi...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar